Beranda | Artikel
Al-Wabilush Shayyib: Keutamaan Berdzikir kepada Allah yang ke-36 - Bagian ke-3 (Ustadz Abdullah Taslim, M.A.)
Kamis, 21 November 2013

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abdullah Taslim, M.A.

[sc:status-al-wabilush-shayyib-ustadz-abdullah-taslim-2013]

Ringkasan Kajian Kitab Ini: Al-Wabilush Shayyib

Keutamaan Berdzikir kepada Allah (ذكر الله وفوائده) yang ke-36 (السادسة والثلاثون) – Bagian ke-3

Masih melanjutkan pertemuan sebelumnya tentang Keutamaan Berdzikir kepada Allah yang ke-36, diawali dengan pembahasan makna ayat Al-Qur’an Al-Karim, Surat An-Nur: 35.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُّورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٣٥)

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nur [24]: 35)

وفي الزجاجة مصباح وهو النور الذي في الفتيلة وهي حاملته ولذلك النور مادة وهو زيت قد عصر من زيتونة في أعدل الأماكن تصيبها الشمس أول النهار وآخره فزيتها من أصفى الزيت وأبعده من الكدر حتى إنه ليكاد من صفائه يضيء بلا نار فهذه مادة نور المصباح

Di dalam kaca terdapat lampu, di mana kaca adalah perumpamaan hati manusia, kemudian di dalamnya terdapat cahaya, yaitu cahaya iman. Inilah api yang dibakar pada sumbu lampu yang kemudian menghasilkan cahaya. Dan sumbu lampu inilah yang membawa cahaya tersebut dan cahaya ini memiliki sesuatu yang menyalakannya, sebagaimana yang disebutkan di An-Nur: 35, yaitu minyak zaitun, yaitu minyak yang diambil dari pohon zaitun yang terletak di tempat paling strategis, yaitu di pagi hari mendapatkan sinar matahari dan sore hari juga mendapatkannya. Maka akhirnya, minyak yang dihasilkan untuk membakar atau menyalakan lampu ini adalah minyak yang paling bening dan paling jauh dari kotoran sampai-sampai minyak itu memancarkan cahaya meskipun belum dinyalakan api padanya. Maka inilah bahan yang menyalakan cahaya pada lampu tersebut.

Simak selanjutnya dengan mendownload kajiannya.

Download Ceramah Kajian Kitab Al-Wabilush Shayyib: Keutamaan Berdzikir kepada Allah, Poin ke-36, Bagian ke-3

Silakan dibagi-bagikan melalui Facebook, Twitter, dan Google+.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/4273-al-wabilush-shayyib-keutamaan-berdzikir-kepada-allah-yang-ke-36-bagian-ke-3-ustadz-abdullah-taslim-ma/